Categories
Kultum Ramadhan

Spriritual Parenting di Masa Pandemi

Untuk memutus rantai penyebaran Covid-19, ibadah selama bulan Suci Ramadhan dilakukan di rumah, sampai dinyatakan bahwa wabah sudah berlalu oleh pihak berwenang. Nabi SAW-pun hanya beberapa hari saja jama’ah tarawih di masjid, selebihnya di rumah. https://update.unisayogya.ac.id/covid19/spriritual-parenting-di-masa-pandemi/ dapat dibacakan oleh imam atau yang ditunjuk ketika jama’ah tarawih atau subuh di rumah. Daftar kultum: https://bit.ly/KultumRomadhon


*Spriritual Parenting di Masa Pandemi*
Oleh: Iwan Setiawan – Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam UNISA

وَإِذۡ قَالَ لُقۡمَٰنُ لِٱبۡنِهِۦ وَهُوَ يَعِظُهُۥ يَٰبُنَيَّ لَا تُشۡرِكۡ بِٱللَّهِۖ إِنَّ ٱلشِّرۡكَ لَظُلۡمٌ عَظِيمٞ ١٣ وَوَصَّيۡنَا ٱلۡإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيۡهِ حَمَلَتۡهُ أُمُّهُۥ وَهۡنًا عَلَىٰ وَهۡنٖ وَفِصَٰلُهُۥ فِي عَامَيۡنِ أَنِ ٱشۡكُرۡ لِي وَلِوَٰلِدَيۡكَ إِلَيَّ ٱلۡمَصِيرُ ١٤

Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar” Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu ( Q.S Luqman 13-14)

Spiritual Parenting

Spiritual Parenting merupakan metode mengenalkan Islam lewat pengalaman anak-anak dengan bentuk pengalaman keseharian. Pada masa sekarang, metode spiritual parenting ini merupakan koreksi terhadap pendidikan agama khususnya pengenalan terhadap Allah yang bersifat doktriner dan mencekoki anak-anak dengan hafalan. Metode spiritual parenting mengenalkan anak terhadap Allah lebih manusiawi sesuai dengan pengalaman keseharian mereka.

Metode ini bersifat penuh penghayatan, mengenalkan Allah lewat matahari, cahaya bulan, warna-warni bunga, persahabatan dengan sesama, kasih sayang orang tua, kecintaan terhadap ibadah dan bukan metode yang mengenalkan Allah lewat khotbah dan hafalan nama-nama Allah semata. Spiritual Parenting mengenalkan anak untuk mendapatkan hikmah atas peristiwa yang dipelajari. Bahkan dimasa pancemik covid-19 kita bisa mengenalkan Allah SWT lewat hikmah atas peristiwa ini:

ٱدۡعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلۡحِكۡمَةِ وَٱلۡمَوۡعِظَةِ ٱلۡحَسَنَةِۖ وَجَٰدِلۡهُم بِٱلَّتِي هِيَ أَحۡسَنُۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعۡلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ وَهُوَ أَعۡلَمُ بِٱلۡمُهۡتَدِينَ ١٢٥

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk (Q.S An-Nahl 125)

Komaruddin Hidayat Cendekiawan Muslim dari UIN Syarif Hidayatullah memberi tips singkat kepada orang tua untuk menerapkan spiritual parenting di dalam lingkup keluarga,

Pertama, mengajarkan kepada anak, bahwa Allah selalu memperhatikan gerak-gerik kita, sehingga anak akan selalu sadar akan gerak dan langkahnya selalu diketahui oleh Allah, juga kemampuan orang tua memberi contoh yang baik kepada anak-anaknya atas dasar bahwa Allah selalu melihat diri mereka juga. Di bulan Ramadhan ini terutama saat “di rumah saja” orang tua bisa memberi contoh bahwa Allah sedang memberi cobaan adanya pandemic Covid-19 ini. Disampaikan juga bahwa rahmat Allah lebih besar daripada cobaan Allah SWT.

Kedua, mengajarkan kepada anak-anak bahwa hidup kita ini selalu berhubungan satu dengan yang lain, bahkan bakteri sekalipun. Dengan pengajaran ini, anak-anak akan menghargai manusia, alam dan dunia ini. Di bulan Ramadhan dalam kondisi pandemic covid-19 ini anak-anak diajarkan rasa empati kepada orang lain. Ketika kita punya rejeki, bisa diberikan kepada orang lain yang membutuhkan.

Ketiga, jadilah orang tua pendengar yang baik bagi anak-anaknya. Perhatikan setiap anak kita berbicara sehingga kita dapat melatih mereka berpikir dan mengatur emosi dengan tertib dan jernih. Di bulan Ramadhan ini orang tua punya waktu yang luang untuk anak-anaknya. Mendengar cerita-cerita mereka. Orang tua juga memberi umpan balik kepada mereka dengan memberi motivasi dan cerita-cerita yang menggugah mereka.

Keempat, ajarkan anak-anak kita berbicara dengan menggunakan kata-kata yang baik, bagus, indah dan dorong mereka mengungkapkan cita-cita akan masa depan dengan menggunakan imajinasi mereka, Di bulan ramadhan ini anak-anak juga perlu diberi diajak untuk mengenal Allah dalam bentuk kesyukuran atas apa yang mereka miliki dengan mengucapkan kata-kata kesyukuran dan kesyukuran ini diwujudkan dengan mengajak anak-anak untuk bercita-cita menjadi pribadi yang manfaat untuk agama dan bangsa.