Categories
Kultum Ramadhan

Ketahanan Keluarga di Saat Covid-19

Untuk memutus rantai penyebaran Covid-19, ibadah selama bulan Suci Ramadhan dilakukan di rumah, sampai dinyatakan bahwa wabah sudah berlalu oleh pihak berwenang. Nabi SAW-pun hanya beberapa hari saja jama’ah tarawih di masjid, selebihnya di rumah. https://update.unisayogya.ac.id/covid19/ketahanan-kluarga-di-saat-covid-19/ dapat dibacakan oleh imam atau yang ditunjuk ketika jama’ah tarawih atau subuh di rumah. Daftar kultum: https://bit.ly/KultumRomadhon


*Ketahanan Keluarga di Saat Covid-19*
Oleh: Islamiyatur Rokhmah – Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam UNISA

Puja dan Puji syukur kita haturkan kepada ilahi rabbi yang mana dengan rahmat dan barokahnya, hingga detik ini kita masih diberikan nikmat sehat di tengah pandemic corona global ini. Tak Lupa Sholawat serta salam kita haturkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju terang benderang.

Sebagaimana telah kita kita ketahui bersama, virus corona yang telah menjadi pandemic global ini sudah memasuki Indonesia sejak bulan Maret lalu. Dampak ekonomi sangat terasa bagi setiap keluarga disaat pandemic global ini, terutama nasib perekonomian bagi keluarga menengah ke bawah yang mana mereka yang mendapatkan penghasilan harian.

Dampak psikologis dari wabah covid-19 ini tentu saja akan terjadi, baik sedikit atau banyak akan dialami oleh setiap warga Indonesia, ketika tidak dapat menerima dengan legowo untuk tinggal dirumah, maka akan menimbulkan tekanan batin, stress dan depresi bagi beberapa orang. Ketika hal itu tidak diolah dengan baik maka bisa jadi akan mengakibatkan hal-hal buruk bagi nasib seseorang misalnya keputusan untuk menghilangkan nyawa diri sendiri atau seseorang adalah pilihan tidak normal yang mereka lakukan. Karena tekanan ekonomi, tidak mampu membeli sesuap nasi dan menafakahi keluarga maka pilihan terburuk adalah menghilangkan nyawa.

*Ketahanan Keluarga*

Kondisi demikian kekuatan dan ketahanan keluarga sangat menentukan dan berpengaruh dalam membangun mental pribadi muslim. Ketika keluarga dengan balutan iman yang kuat maka dalam menghadapi pandemic global ini akan sabar, ikhlas dan tawakal menerima musibah ini. Peran orang tua sangat menentukan dalam mengatasi psikologis anak yang harus berdiam di rumah, orang tua harus kreatif dalam mengemas kegiatan-kegiatan yang tidak membosankan di rumah.

Selain harus membimbing beberapa tugas sekolah dengan sistem online orang tua juga harus menciptakan kegiatan-kegiatan yang tidak membosankan, misalnya anak diajak untuk berkebun, menghidupakan sejengkal pekarangan untuk menanam sayuran, selain untuk keberlangsungan hidup dapat juga untuk menghemat pengeluaran keluarga, tidak perlu membeli sayur karena sudah ada di rumah tinggal beli lauknya saja. Kemudian bisa diselingi bermain musik, menggambar, bercerita, membaca buku-buku dongeng anak atau yang lainnya untuk mengisi kegaitan di rumah.

*Menjaga Iman Kita*

Selain itu yang tidak kalah pentingnya adalah pembinaan agama, penguatan iman, yang dulunya ibadah sholat berjamaah hanya dilakukan saat sholat maghrib dan isya’, karena orang tua bekerja, sekarang 5 waktu bisa dikerjakan secara berjamaah, setelah berjamaah bisa diselingi petuah-petuah dari orang tua, dan dilanjutkan dengan mengaji dan menghafal Al-qur’an. Dalam buku tuntunan Keluarga Sakinah yang diterbitkan oleh PP ‘Aisyiyah memaparkan bahwa QS Ar-Rum mengajarkan kepada para orang tua untuk mengemban amanah dengan menunaikan kewajiban dan tanggungawab-nya untuk mendidik putra putrinya terutama dalam hal spiritualitas sesuai dengan fitrahnya:

فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا ۚ فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا ۚ لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

Artinya: Maka Hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah, (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menusia menurut fitrah itu, tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” (QS.Ar-Rum:30)

Orang tua adalah penentu dan pemegang kendali dalam pembentukan spiritual mereka menuju terwujudnya generasi yang salih dan qurrata a’yun. Beberapa hal tata cara islami dalam pembentukan spiritual anak: membimbing ibadah dan berzikir, membiasakan dengan kalimah toyyibah, mengajarkan Al-qur’an, membantu anak dalam merumuskan misi hidupnya, membimbing anak untuk senantiasa bersyukur atas nikmat dan karunia yang diberikan Allah dan membina akhlaq anak dengan akhlaq mahmudah (akhlaq yang baik)