Categories
Kultum Ramadhan

Collective Action Sebagai Solusi Permasalahan Umat di Tengah Pandemi

Untuk memutus rantai penyebaran Covid-19, ibadah selama bulan Suci Ramadhan dilakukan di rumah, sampai dinyatakan bahwa wabah sudah berlalu oleh pihak berwenang. Nabi SAW-pun hanya beberapa hari saja jama’ah tarawih di masjid, selebihnya di rumah. https://update.unisayogya.ac.id/covid19/collective-action-sebagai-solusi-permasalahan-umat-di-tengah-pandemi/ dapat dibacakan oleh imam atau yang ditunjuk ketika jama’ah tarawih atau subuh di rumah. Daftar kultum: https://bit.ly/KultumRomadhon


*Collective Action Sebagai Solusi Permasalahan Umat di Tengah Pandemi*
Oleh: Nur Faidati – Prodi Administrasi Publik

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan virus corona (Covid-19) sebagai pandemi. Di Indonesia, jumlah kasus positif Covid-19 telah menembus angka 7.135 pasien (data 21 April 2020). Dari jumlah tersebut, sebanyak 5.677 pasien Covid-19 masih dalam perawatan. Sedangkan 842 pasien positif corona lainnya telah dinyatakan sembuh dan 616 jiwa meninggal. Banyaknya orang yang terinfeksi Corona memberikan hantaman keras bagi Indonesia.

Tidak hanya kesehatan manusia, virus ini juga mengganggu perekonomian masyarakat. Pandemi Covid-19 telah menimbulkan gelombang pemutusan hubungan kerja alias PHK secara besar-besaran. Pekerja yang dirumahkan baik untuk sektor formal maupun informal sampai bulan April ini mencapai 1.9 juta orang (Kompas, 19 April 2020). Akibatnya, banyak orang tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Bahkan ada berita yang menyatakan bahwa seorang ibu di Serang meninggal karena dua hari tidak makan. Tidak ada lagi uang yang bisa digunakan untuk mencukupi kebutuhan keluarganya.

Membantu Sesama

Sebagai seorang Muslim tentu kita tidak bisa tinggal diam melihat realita sebagaimana digambarkan. Harus ada langkah nyata yang dilakukan sebagai jalan keluar untuk menyelesaikan permasalahan. Dalam surat Al-Baqarah ayat 177 Allah berfirman:

لَّيۡسَ ٱلۡبِرَّ أَن تُوَلُّواْ وُجُوهَكُمۡ قِبَلَ ٱلۡمَشۡرِقِ وَٱلۡمَغۡرِبِ وَلَٰكِنَّ ٱلۡبِرَّ مَنۡ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ وَٱلۡمَلَٰٓئِكَةِ وَٱلۡكِتَٰبِ وَٱلنَّبِيِّ‍ۧنَ وَءَاتَى ٱلۡمَالَ عَلَىٰ حُبِّهِۦ ذَوِي ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡيَتَٰمَىٰ وَٱلۡمَسَٰكِينَ وَٱبۡنَ ٱلسَّبِيلِ وَٱلسَّآئِلِينَ وَفِي ٱلرِّقَابِ وَأَقَامَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَى ٱلزَّكَوٰةَ وَٱلۡمُوفُونَ بِعَهۡدِهِمۡ إِذَا عَٰهَدُواْۖ وَٱلصَّٰبِرِينَ فِي ٱلۡبَأۡسَآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَحِينَ ٱلۡبَأۡسِۗ أُوْلَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ صَدَقُواْۖ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُتَّقُونَ


 “Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa”. (QS:Al Baqarah: 177)

Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa segala perbuatan ibadah apapun itu yang disebut sebagai kebajikan atau amal shaleh juga harus diikuti dengan penghayatan dan perasaan saling mengasihi sesama manusia, peduli pada orang lain itulah yang disebut kebajikan, dan orang yang berbuat demikian adalah orang yang bertaqwa. Allah mengecam orang-orang yang menumpuk-numpuk harta hanya untuk mengejar simbol, meraih kekuasaan dan kesenangan hidup di dunia saja tanpa peduli dengan kesusahan sesama, dan kepedulian sosial. Allah swt mengancam orang yang berbuat demikian dengan neraka.

*Aksi Kolektif*

Maka saat ini adalah momentum bagi kita untuk bergotong royong, bersama-sama menyisihkan rezeki kita membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan. Jangan sampai ada lagi korban jatuh karena alasan tidak bisa memenuhi kebutuhan pangan. Kebersamaan, kegotong royongan menjadi perlu ditekankan, karena dengan gotong royong pekerjaan menjadi lebih mudah dan ringan dibandingkan bila dikerjakan secara perorangan, memperkuat dan mempererat hubungan antar masyarakat dalam komunitas. Melalui gotong royong yang sering disebut pula dengan istilah aksi kolektif, akan semakin banyak dana terkumpul dan semakin banyak pula masyarakat yang bisa dibantu. Fastabiqul Khairat.