Untuk memutus rantai penyebaran Covid-19, ibadah selama bulan Suci Ramadhan dilakukan di rumah, sampai dinyatakan bahwa wabah sudah berlalu oleh pihak berwenang. Nabi SAW-pun hanya beberapa hari saja jama’ah tarawih di masjid, selebihnya di rumah. https://update.unisayogya.ac.id/covid19/puasa-sebagai-momentum-memperbaiki-pola-konsumsi-makanan-sehat/ dapat dibacakan oleh imam atau yang ditunjuk ketika jama’ah tarawih atau subuh di rumah. Daftar kultum: https://bit.ly/KultumRomadhon
*Puasa Sebagai Momentum Memperbaiki Pola Konsumsi Makanan Sehat*
Oleh: Agung Nugroho – Prodi Gizi
Puasa sebagai kewajiban bagi umat muslim selain merupakan ujian keimanan dan ketaqwaan sebagaimana diwahyukan dalam Q.S Al-Baqarah 2:183, juga merupakan ujian fisik terkait ketahanan tubuh. Sangat penting memperhatikan asupan makan dan gizi selama puasa ramadan terutama sekarang kita sedang menghadapi pandemi covid-19.
*Konsumsi Makanan di Bulan Ramadhan*
Penelitian menunjukkan perubahan kebiasaan makan selama bulan ramadan terjadi dalam bentuk pengurangan frekuensi asupan makanan dan minuman, kecenderungan peningkatan konsumsi makanan dan minuman berkalori tinggi, bertambahnya konsumsi buah-buahan, susu dan produk turunannya, serta keragaman jenis makanan. Walaupun terjadi perubahan pola makan dan menurunnya metabolisme, studi terbaru melaporkan bahwa puasa intermiten (pembatasan makan dengan jeda waktu tertentu) seperti halnya puasa ramadan yang dilakukan dari fajar hingga matahari terbenam selama 30 hari justru menginduksi/memicu protein dalam tubuh sebagai pengatur utama perbaikan DNA dan sistem kekebalan tubuh.
Banyak studi lainnya yang membuktikan bahwa puasa memperbaiki kondisi kesehatan tubuh terutama sistem kardiovaskular, menormalkan glukosa darah dan menurunkan berat badan karena penggunaan lemak tubuh sebagai pengganti asupan kalori yang turun. Pada sisi yang lain, tekanan darah, kerja jantung, gula darah, dan berat badan yang tidak terkontrol akan menyebabkan terjadinya penyakit-penyakit tidak menular seperti jantung koroner, darah tinggi, stroke, diabetes, kanker, gagal ginjal dan lain-lain. Kondisi-kondisi terkait penyakit tidak menular tersebut dalam pemberitaan ilmiah baru-baru ini mengindikasikan telah memperberat mereka yang terinfeksi virus covid-19. Kesembuhan pasien yang terinfeksi covid-19 juga ditentukan oleh kesesuaian diet yang diberikan menurut panduan.
*Tips Konsumsi Makanan di Bulan Ramadhan*
Memilih makanan dengan baik (halal dan thayyib) adalah salah satu kunci menjaga dan memperbaiki kesehatan. Baik bisa diartikan dari sisi kuantitas, kualitas dan timing.
Secara kuantitas, ramadan membuat konsumsi makan kita jadi menurun, namun mempunyai efek yang baik dalam merelaksasi organ tubuh khususnya pencernaan.
Secara kualitas beberapa penelitian menunjukkan bahan makanan yang dikonsumsi menjadi lebih baik namun ada juga yang sebaliknya, khususnya makanan yang berlemak dan digoreng.
Timing konsumsi makanan bisa dikaitkan dengan jenis makanan apa yang dikonsumsi terlebih dahulu sebelum makan menu utama.
Sebagai contoh, diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW berbuka dengan mengkonsumsi kurma dan air putih sebelum mengkonsumsi makanan utama. Selain itu diriwayatkan juga bahwa ada makanan lain yang menjadi favorit Rosulullah SAW untuk berbuka dimana sebagian besar diantaranya adalah buah-buahan yaitu anggur, zaitun, tin, delima, dan labu disamping madu dan susu. Mari kita jadikan ramadan ini momentum untuk memperbaiki lagi pola makan kita menjadi lebih baik dalam rangka menjaga dan memperbaiki kesehatan serta imunitas tubuh guna menghadapi pandemic covid-19.