Categories
Kultum Ramadhan

Menyambut Ramadhan Dengan Suka Cita

Untuk memutus rantai penyebaran Covid-19, ibadah selama bulan Suci Ramadhan dilakukan di rumah, sampai dinyatakan bahwa wabah sudah berlalu oleh pihak berwenang. Nabi SAW-pun hanya beberapa hari saja jama’ah tarawih di masjid, selebihnya di rumah. https://update.unisayogya.ac.id/covid19/menyambut-ramadhan-dengan-suka-cita/ dapat dibacakan oleh imam atau yang ditunjuk ketika jama’ah tarawih atau subuh di rumah. Daftar kultum: https://bit.ly/KultumRomadhon


*Menyambut Ramadhan Dengan Suka Cita*
Oleh: Sri Lestari Linawati – Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam UNISA

Jamaah Ramadhan 1441 H yang dimuliakan Allah, Alhamdulillah kita telah memasuki bulan Ramadhan 1441 H. Allah berfirman dalam Q.S Al-Baqarah 2: 183 sebagai berikut:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”(Q.S Al Baqarah 2:183)

Allah memanggil hamba-hambaNya yang beriman untuk menjalankan puasa. Puasa Ramadhan wajib dilakukan, sebagaimana dilakukan pula oleh orang-orang terdahulu. Tujuannya adalah agar kita bertakwa. Ramadhan Bulan Mulia. Selama sebulan penuh kita ditempa untuk menunaikan ibadah shiyam. Menahan haus dan lapar, menjalankan tarawih, tadarus Al-Qur’an, dan menjaga akhlak karimah. Kita perlu menyambutnya dengan suka cita. Penuh harapan datangnya ampunan Allah dan membebaskan kita semua dari pandemik corona virus disease (covid-19).

*Tuntunan Ibadah Dalam Kondisi Darurat COVID-19*

Berdasarkan Surat Edaran Pimpian Pusat Muhamamadiyah No: 03/EDR/I.0/E/2020 tentang Tuntunan Ibadah Dalam Kondisi Darurat COVID-19 disebutkan himbauan pelaksanaan ibadah selama kondisi covid-19 masih mewabah, yaitu:

  1. Shalat tarawih dilakukan di rumah masing-masing dan takmir tidak perlu mengadakan shalat berjamaah di Masjid, Mushola dan sejenisnya, termasuk kegiatan Ramadhan yang lain (ceramah-ceramah, tadarus berjamaah, iktikaf dan kegiatan berjamaah lainnya) sesuai dengan dalil yang disebutkan di atas.
  2. Puasa Ramadhan tetap dilakukan kecuali bagi orang yang sakit dan yang kondisi kekebalan tubuhnya tidak baik, dan wajib menggantinya sesuai dengan tuntunan syariat. Ini sesuai dengan Q.S Al-Baqarah ayat 185 “Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.”

Marilah dengan suka cita kita jalankan ibadah shiyam Ramadhan ini, semata karena Allah, dengan tetap memperhatikan panduan yang telah ditetapkan. Shalat tarawih di rumah mungkin tidak enak terasa, namun inilah tuntunan. Tuntunan sepatutnya kita ikuti. Bukan soal enak tidak enak. Bukan soal biasa tidak biasa. Pandemi Covid-19 adalah musibah, ujian bagi kita semua. Percayalah bahwa Allah Maha Tahu niat baik dan tulus dalam hati kita.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk meluruskan niat, semata beribadah hanya kepada Allah saja. Penting pula kita menjaga kesehatan kita, terutama di masa pandemic covid-19 ini. Andai pun sakit, tetaplah husnudzan kepada Allah. Itu semua ketentuaan Allah.

Mari terus dekatkan diri kita kepada Allah. Memohon dan terus mengharap pertolonganNya. Sungguh Allah Maha Pengampun.

Sekali lagi, marilah kita sambut kehadiran Ramadhan ini dengan penuh suka cita, semata karena Allah. Semoga kita mampu menunaikan ibadah shiyam Ramadhan ini dengan baik. Akhirnya, semoga kita semua mampu mencapai derajat takwa.

Allahumma amin. Wallahul musta’an.