Pesantren Muhammadiyah RIK
Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta menyediakan rumah isolasi khusus untuk mereka yang berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG) yang dinamakan Pesantren Muhammadiyah Rumah Isolasi Khusus (RIK) untuk penanggulangan Covid-19 dengan kapasitas 50 kamar yang jika dimaksimalkan bisa dihuni oleh dua orang dengan total keseluruhan mencapai 100 orang. Pesantren Muhammadiyah ini merupakan kerja sama Muhammadiyah Covid-19 Command Center PW Muhammadiyah DIY, RS PKU Gamping dan UNISA Yogyakarta.
Rektor UNISA Yogyakarta, Warsiti SKp MKep SpMat menungkapkan bahwa kampus UNISA Yogyakarta harus terlibat dalam penanggulangan pandemi Covid-19 apalagi sejak awal berdirinya memang telah menjadi kampus yang fokus dan peduli pada kesehatan. Penyediaan rumah isolasi khusus oleh Unisa merupakan wujud kepedulian terhadap penanggulangan pandemi Covid-19.
Tempat isolasi ini menggembirakan dengan bernuansa spiritualitas yang menumbuhkan pengharapan dan kekuatan jiwa. Para santri, demikian sebutan untuk peserta dalam Pesantren ini, tidak hanya berdiam diri namun bisa mengikuti aktivitas yang memotivasi mereka agar merasa nyaman, gembira dan segera sembuh selama 10 hari.
Kegiatan di Pesantren Muhammadiyah RIK antara lain salat berjamaah dengan menjaga jarak aman, olah raga di halaman yang luas, kajian-kajian keagamaan dan kesehatan serta pendampingan psikologis. Para penghuni juga bisa menonton televisi, membaca buku dan aktivitas lain yang menyenangkan.
Rumah isolasi tersebut berada di Asrama Mahasiswa UNISA Yogyakarta (red: sekitar 600 meter dari Kampus Terpadu UNISA Yogyakarta) yang berada jauh dari pemukiman serta berada di antara sawah dan kebun. Warga tak perlu merasa khawatir karena para penghuni tidak akan keluar selama menjalani isolasi. Mereka dalam pengawasan dokter, perawat, selama 24 jam penuh. Secara berkala petugas kesehatan mengecek kondisi para santri RIK. Setelah sembuh, mereka bakal menyandang predikat Lulus Covid-19 atau disingkat dengan Lc.
Kampus Sehat
Tidak hanya itu, UNISA Yogyakarta merupakan salah satu dari 20 kampus di wilayah DIY, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sumatera Utara yang berkomitmen menjadikan kampus sebagai institusi sehat yang memberikan dampak positif bagi lingkungannya. Dalam pelaksanaan gerakan kampus sehat, Warsiti berharap agenda tersebut tidak hanya berjalan di masa sekarang. Menurutnya, untuk mencetak mahasiswa sebagai agent of change, harus diawali dengan proses pembelajaran di kampus yang mendukung.
“Pemilihan kampus itu tidak ada syarat, 20 itu mana yang bisa dan siap. Walau hanya sedikit fakultas, sedikit prodi, itu tidak masalah. Tapi perilaku dan cara hidupnya sebagai pemilik pengetahuan itulah yang diharapkan multiplayer effect kepada masyarakat sekitarnya, khusunya Jogja,” ujar Riskiyana Sukandhi Putra, Direktorat Promosi Kesehatan dan PM Kemenkes RI.
Dalam mempersiapkan pembelajaran secara offline, Unisa Yogya bekerja sama dengan amal usaha Muhammadiyah yang bergerak di bidang kesehatan untuk melaksanakan rapid test kepada mahasiswa seluruh prodi yang ada di Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKes) UNISA Yogyakarta.
M Ali Imron MFis Dekan FIKes UNISA Yogyakarta menjelaskan para mahasiswa dari semua prodi FIKes UNISA Yogyakarta yang melakukan rapid test merupakan mahasiswa yang akan menjalankan pembelajaran secara offline di kampus.
Imron mengungkapkan bahwa beberapa pembelajaran di FIKes tidak bisa dijalankan secara online atau daring, sehingga harus dilakukan secara offline, terutama model pembelajaran praktikum. Oleh karena itu, UNISA Yogyakarta melakukan persiapan dari prosedur dan panduan baru pemakaian laboratorium, dan yang lebih utama yaitu persiapan untuk memastikan bahwa para mahasiswa sedang tidak terkena Covid-19, dan bukan hanya mahasiswa saja yang mendapatkan rapid test akan tetapi dosen juga akan diminta untuk rapid test.
“Apabila nanti ada yang reaktif hasil dari rapid test, kita akan langsung komunikasi dengan Satgas pencegahan Covid-19 UNISA Yogyakarta, yang sudah mempersiapkan prosedur untuk dilakukan karantina ditempat khusus, dan kita sudah mempersiapkan satu tempat untuk mereka yang reaktif,” tutur Imron.
Dekan FIKes Unisa Yogyakarta berharap setelah berhasil menjalani kegiatan pembelajaran ini secara offline nantinya akan menemukan model adaptasi yang bagus untuk pelaksanaan kuliah offline pada masa pandemi sehingga nantinya mempunyai pedoman- pedoman yang sudah bisa di standarkan, dan itu akan menjadi acuan kedepan dalam melaksanakan pembelajaran, baik kombinasi antara online dan offline.
Sumber:
- https://www.suaramerdeka.com/regional/kedu/248437-penyediaan-rumah-isolasi-khusus-wujud-kepedulian-penanggulangan-covid-19
- https://kumparan.com/tugujogja/unisa-dorong-mahasiswa-jadi-agen-perubahan-lewat-kampus-sehat-1ucVxY0NzbK
- https://radarjogja.jawapos.com/sleman-bantul/2020/11/25/pertimbangkan-tawaran-kampus/
- https://www.unisayogya.ac.id/untuk-melaksanakan-persiapan-pembelajaran-mahasiswa-unisa-lakukan-rapid-test/