Categories
Pikiran Dosen

Corona Berakhir di Musim Panas? Hati-hati Memahami Pendapat Ibnu Hadjar!

Pendapat Ibnu Hadjar Al-Asqalani jangan dipahami secara tekstual semata. Pendapat Ibnu Hadjar Al-Asqalani harus pahami secara kontekstual. Mengapa demikian? Karena mengingat bahwa pada masa Ibnu Hadjar Al-Asqalani perkembangan ilmu dan kecanggihan teknologi belum semaju pada zaman sekarang. Pada konteks sekarang, di mana ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju, seharusnya virus Corona bisa lebih cepat dihentikan dan tentu tidak harus menunggu musim panas datang. Baca https://update.unisayogya.ac.id/covid19/corona-berakhir-di-musim-panas-hati-hati-memahami-pendapat-ibnu-hadjar/

Oleh: Dr. M Nurdin Zuhdi, S.Th.I., M.S.I. – Dosen UNISA Yogyakarta

Hari ini, usia penyebaran Virus Corona hampir genap lima bulan sejak pertama kali dikonfirmasi secara resmi pada Desember 2019 di salah satu kota di China bernama Wuhan. Virus ini telah menjangkiti lebih dari 180 negara/wilayah di dunia. Saat ini mulai muncul pertanyaan kapan corona berakhir?

Dalam update data terbaru Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pertanggal 14 April 2020, tercatat kasus positif di seluruh dunia sudah menyentuh angka 1.924.878 orang, sedangkan korban jiwa sudah menyentuh angka 119.818 orang (Johns Hopkins, 14 April 2020). Sampai hari ini virus ini belum ditemukan obatnya.

Virus ini telah merubah sendi dan tatanan kehidupan manusia, mulai dari tatanan sosial, budaya, politik, ekonomi hingga beragama.

Corona Berakhir di Musim Panas?

Dalam hal agama, virus ini telah banyak menyita perhatian ulama memalui MUI. Seperti dikeluarkannya fatwa tentang ditiadakannya salat jumat dan berjamaah di masjid yang menuai pro dan kontra di tengah-tengah kaum muslimin. Sehingga secara garis besar ada dua sikap yang diambil oleh kaum muslimin, yaitu ada yang tetap salat jumat dan jamaah di masjid dan ada yang salat di rumah.

Tokoh-tokoh agama juga tidak ketinggalan mengeluarkan pendapatnya secara individu menyikapi merebaknya virus ini. Seperti pendapat Amien Rais dan Ustaz Abdul Shomad (UAS) yang menyatakan bahwa virus corona adalah tantara Allah. Sedangkan Quraish Shihab mengatakan bahwa virus Corona adalah bukan tantara Allah, melainkan seta-setan yang harus diperangi.

Pendapat-pendapat ulama atau tokoh agamawan ini tentu akan berdampak kepada sikap umat Islam yang mengikuti dan meyakininya dalam menyikapi virus Corona ini. Namun artikel ini tidak akan berbicara dua perbedaan pendapat tersebut.

Artikel ini akan berbicara mengenai pendapat Ibnu Hadjar Al-Asqalani dalam kitab Badzl Al-Ma’un fi Fashl Al-Tha’un tentang berakhirnya sebuah wabah yang kemudian dikaitkan dengan berakhirnya virus Corona yang tengah mewabah saat ini. Pendapat Ibnu Hadjar Al-Asqalani tersebut kemudian banyak dikutip oleh tokoh agamawan. Termasuk di dalamnya da’i-da’i kondang dalam ceramahnya yang banyak beredar di dunia maya seperti Youtube, IG, FB dan lainnya. Beberapa artikel baik cetak maupun online juga banyak yang menerbitkan pendapat Ibnu Hadjar Al-Asqalani tersebut terkait waktu corona berakhir.

Pendapat Ibnu Hadjar

Mari kita lihat, bagaimana sebenarnya pendapat Ibnu Hadjar Al-Asqalani dalam kitab Badzl Al-Ma’un fi Fashl Al-Tha’un tentang berakhirnya suatu wabah?

Selengkapnya: https://ibtimes.id/corona-berakhir-di-musim-panas-hati-hati-memahami-pendapat-ibnu-hadjar/

Ilustrasi: Tirto