Untuk memutus rantai penyebaran Covid-19, ibadah selama bulan Suci Ramadhan dilakukan di rumah, sampai dinyatakan bahwa wabah sudah berlalu oleh pihak berwenang. Nabi SAW-pun hanya beberapa hari saja jama’ah tarawih di masjid, selebihnya di rumah. https://update.unisayogya.ac.id/covid19/boosting-immune-system-melalui-puasa/ dapat dibacakan oleh imam atau yang ditunjuk ketika jama’ah tarawih atau subuh di rumah. Daftar kultum: https://bit.ly/KultumRomadhon
Puasa Ramadahan merupakan suatu amalan ibadah wajib bagi kaum muslimin yang dilakukan pada bulan Ramadhan, dengan menahan diri dari segala sesuatu seperti makan, minum, dan hawa nafsu. Meski menahan rasa lapar dan haus, banyak pendapat yang menyebut, bahwa puasa memberikan pengaruh baik bagi tubuh manusia. Salah satunya meningkatkan sistem kekebalan tubuh atau sistem imun.
*Konservasi energy dalam tubuh*
Tubuh membutuhkan sejumlah energi yang digunakan untuk melakukan beberapa fungsi penting seperti: pencernaan, gerakan fisik, imunitas, kognisi, dll. Ketika kita makan makanan, sistem imun diaktifkan untuk menangkal kuman yang tidak diinginkan di dalam makanan. Hal tersebut terjadi karena tidak ada makanan yang benar-benar steril, terlepas dari makanan itu mentah atau dimasak. Pada saat kita tidak berpuasa, tubuh menggunakan cadangan energinya untuk mengaktivasi sistem imun guna menyerang dan menetralkan patogen yang baru tertelan. Akan tetapi apabila kita berpuasa, maka energi yang tersedia akan difokuskan pada sistem imun untuk menghancurkan sel-sel tubuh yang sudah rusak, tua, atau tidak efisien.
*Puasa meningkatkan regulasi kekebalan tubuh*
Penelitian yang dilakukan di Universitas California Selatan menyebutkan, bahwa rasa lapar memicu sel-sel induk dalam tubuh untuk memproduksi sel darah putih baru yang melawan infeksi. Penciptaan sel darah putih baru inilah yang mendasari regenerasi seluruh sistem kekebalan tubuh.
Puasa dan pembatasan kalori telah terbukti memperpanjang harapan hidup dan mengurangi peradangan serta perkembangbiakan sel kanker pada model hewan coba. Penelitian yang dilakukan pada manusia yang telah melakukan puasa Ramadhan, terbuti secara positif mempengaruhi keadaan inflamasi. Penelitian dilakukan pada 1 minggu sebelum puasa Ramadhan, pada akhir minggu ketiga Ramadhan, dan 1 bulan setelah penghentian bulan Ramadhan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sitokin proinflamasi, IL-1β, IL-6, dan tumor necrosis factor α; tekanan darah sistolik dan diastolik; berat badan; dan persentase lemak tubuh secara signifikan lebih rendah (P <.05) selama Ramadhan dibandingkan dengan sebelum Ramadhan atau setelah penghentian puasa Ramadhan. Sel-sel kekebalan menurun secara signifikan selama bulan Ramadhan tetapi masih tetap dalam rentang normal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa puasa Ramadhan mampu menekan ekspresi sitokin proinflamasi dan mengurangi lemak tubuh.
Individu dengan penyakit autoimun seperti lupus, rheumatoid arthritis, dan penyakit Crohn mengalami penurunan inflamasi hiperaktif yang signifikan setelah berpuasa. Sel-sel kanker yang diketahui memiliki reseptor insulin 10-70 kali lebih banyak daripada sel normal dan bergantung pada metabolisme gula anaerob untuk bahan bakar. Puasa akan membuat sel-sel kanker kelaparan dan rentan terhadap kerusakan akibat radikal bebas yang berakibat pada kematian sel abnormal.
*Autophagy melindungi tubuh*
Puasa juga menstimulasi proses autophagy, di mana tubuh memecah sel-sel tua yang rusak dan sel-sel yang berkembang secara tidak normal untuk mendaur ulang energi. Proses autophagy adalah bagian dari sistem imun bawaan dan menggunakan reseptor pengenalan pola untuk mengidentifikasi patogen. Hal ini penting dalam melindungi otak dan sel-sel jaringan dari pertumbuhan abnormal, toksisitas, dan peradangan kronis.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa puasa memberikan dampak positif bagi sistem imun dalam tubuh kita, utamanya dalam menangkal virus Covid-19 yang sedang mewabah pada saat ini. Namun demikian, asupan makanan yang berimbang tetap perlu diperhatikan untuk optimalisasi boosting immune sytem tubuh kita. Perhatikan asupan cairan, jumlah kalori, dan konsumsi serat selama berbuka.