Untuk memutus rantai penyebaran Covid-19, ibadah selama bulan Suci Ramadhan dilakukan di rumah, sampai dinyatakan bahwa wabah sudah berlalu oleh pihak berwenang. Nabi SAW-pun hanya beberapa hari saja jama’ah tarawih di masjid, selebihnya di rumah. https://update.unisayogya.ac.id/covid19/menjaga-spirit-ramadhan-untuk-menjemput-kesuksesan-paska-covid-19/ dapat dibacakan oleh imam atau yang ditunjuk ketika jama’ah tarawih atau subuh di rumah. Daftar kultum: https://bit.ly/KultumRomadhon
*Menjaga Spirit Ramadhan untuk Menjemput Kesuksesan Paska COVID-19*
Oleh: Warsiti – Rektor UNISA Yogyakarta
Pandemi covid-19 telah mempengaruhi hampir seluruh aspek hidup manusia, mulai dari aspek Fisik, psikologis, sosial, ekonomi, bahkan aspek religiusitas terkait dengan pelaksanaan peribadatan umat beragama. Pandemi covid-19 juga telah mengubah juga perilaku kita, dan kebiasaan hidup kita. Pengaruh /dampak jangka panjang pandemi ini juga akan dialami pada sektor pendidikan termasuk didalamnya Perguruan Tinggi. Sudah banyak pemberitaan beberapa Universitas besar di Luar negeri mulai mengalami krisis.
*Dampak Negatif*
Bahkan diprediksi akan banyak PTS luar negeri maupun PTS di Indonesia yang kesulitan finansial dan akan bangkrut jika tidak ada upaya/strategi untuk bisa bertahan. Tidak hanya karena pendapatan dari spp mahasiswa aktif yang menurun karena penghasilan orang tua menurun akibat pandemi covid, tapi juga animo mahasiswa baru yang mungkin juga akan menurun (semoga ini tidak terjadi).
*Tantangan Kedepan*
Selain dampak buruk pandemi, di balik musibah/ bencana yang kita hadapi saat ini, ada banyak hikmah positif yang bisa kita rasakan, meskipun mungkin tidak semua bisa kita rasakan saat ini. Seperti salah satunya kemampuan dosen dalam menciptakan inovasi pembelajaran dengan menggunakan fasilitas tehnologi informasi semakin baik.
Selain kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat, keterpanggilan hati, semangat ta’awun sosial masyarakat yang tinggi, kesabaran diuji untuk bisa tetap bertahan dirumah/physical distancing, banyak kesempatan /waktu lebih dekat dengan anak anak kita/keluarga, dan semakin mendekatkan kita kepada Allah Sang Pencipta (taqarrub), serta keikhlasan kita untuk melalui masa masa berat ini, termasuk menjalankan ibadah puasa ramadhan dengan suasana yang berbeda dari tahun tahun sebelumnya (Ibadah di rumah saja)
*Puasa di Masa Pandemi Covid-19*
Puasa tidak sekedar ibadah ritual, tidak juga sekedar menahan makan dan minum dan menahan dari segala hal /nafsu yang membatalkan puasa. Puasa melatih diri, sebuah proses latihan spiritual (spiritual excercise), sehingga akan dapat meningkatkan kualitas diri serta menjadi pribadi yang mencerahkan.
Puasa yang dilaksanakan dengan benar dan penuh penghayatan akan dapat membuahkan kebaikan yang bisa dirasakan tidak hanya untuk diri sendiri tetapi bagi orang lain, serta dapat menghindarkan kita dari sifat sifat buruk dan berbagai kemungkaran yang dapat merugikan orang lain. Puasa yang berkualitas adalah puasa yang dapat menjadikan diri kita menjadi orang yang disiplin, menghargai waktu (saat sahur dan buka), tanggungjawab dan merasa diawasi/jujur, puasa melatih diri untuk mampu mengendalikan diri (self direction).
Kualitas diri yang dihasilkan melalui refleksi dan penghayatan ibadah puasa selama sebulan dan refleksi dari dampak pandemi covid 19, marilah kita jadikan spirit kita untuk dapat menjalankan tugas tugas kita ke depan menjadi lebih baik.
*Langkah Kedepan*
Dalam hal ini perlu kita menyiapkan dan merencanakan langkah kedepan setelah darutat pandemi Covid-19 ini. sesuai dengan pesan Q.S Al Hasr 59:18
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَلۡتَنظُرۡ نَفۡسٞ مَّا قَدَّمَتۡ لِغَدٖۖ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok; dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S Al Hasr 59:18)
Memperhatikan hari esok berarti melakukan perencanaan-perencanaan hidup agar hidup terarah. Perencanaan yang dimaksud tidak hanya perencanaan yang bersifat ukhrawi saja, namun perencanaan yang bersifat duniawi juga perlu dirancang. Mari kita mulai menyiapkan diri, secara kolektif.
Kami mengajak kepada seluruh civitas untuk bersama sama mengencangkan ikat pinggang dengan melakukan efisiensi, susun rencana prioritas program yang beroreintasi pada produktivitas, bangun tim yang baik, tingkatkan rasa kebersamaan, optimis untuk bersama sama bisa keluar dari masa sulit. Membangun etos kerja tinggi untuk bisa meraih dan menjemput kesuksesan baru paska covid serta senantiasa berikhtiar ikut aktif dalam mencegah transmisi covid-19.