Pandemi Covid-19 memberi dampak yang luar biasa bagi kehidupan sosial masyarakat. Setidaknya, ada sebagian masyarakat yang menolak tenaga kesehatan pulang ke tempat tinggalnya sendiri meski sehat dan ada sebagian masyarakat lain yang menolak warga yang melakukan isolasi mandiri di tempat tinggalnya sendiri, baik karena menunggu hasil tes, habis dari perjalanan, orang tanpa gejala (OTG) dan alasan lainnya.
Berawal dari skrinning yang dilakukan oleh RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta kepada 500an karyawannya dengan hasil beberapa terkonfirmasi positif tanpa gejala atau gejala ringan. Namun, saat itu Kota Yogyakarta belum memiliki tempat isolasi khusus. Jika ada yang terkonfirmasi positif dengan gejala tentu saja langsung ditempatkan di rumah sakit, tetapi jika ada yang OTG atau gejala ringan tentu saja melakukan isolasi mandiri di tempat tinggal masing-masing. Lantaran ada beberapa penolakan warga terhadap warganya yang akan melakukan isolasi mandiri, maka tempat isolasi semakin dibutuhkan, apalagi saat itu Kota Yogyakarta bbelum memiliki tempat isolasi khusus.
Saya punya inisiasi menggunakan bangunan yang dulunya Asrama Bidan Pimpinan Pusat Aisyiyah tapi sudah tidak dipakai, kita pinjam untuk asrama nakes yang ditolak warga untuk pulang
Komarudin, Direktur RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
Pesantren Covid-19
Pesantren Covid-19 adalah tempat khusus isolasi OTG yang dikemas selayaknya pesantren kilat.
Muatan-muatan spiritual yang diberikan seimbang dengan muatan-muatan fisik, yang mana keduanya memang sangat dibutuhkan untuk memperkuat imun seseorang.
Sesuai sebutannya, Pesantren Covid-19 memang memiliki program-program yang sudah tersusun rapi sejak 04.00-21.00. Mulai shalat tahajud, shalat subuh, tadabur Alquran, olah raga, mandi, makan dan minum obat dan shalat dhuha. Kemudian, shalat dzuhur, tadarus Alquran, tidur siang, shalat ashar, tadarus Alquran dan olah raga. Setelah itu, mandi, shalat magrib, tadarus Alquran, shalat isya, pengajian atau kajian lewat Zoom Meeting, lalu baru tidur malam.
Kesan
Karantina PPA ternyata sangat menyenangkan dan menggembirakan. Kami para OTG (Orang Tanpa Gejala) diberi obat, makan, minum, dan fasilitas yang sangat baik. Kami penghuni karantina PPA dilabeli oleh sesepuh PKU dengan gelar santri. Santri Pesantren Covid-19 dan jika lulus dapat gelar hiburan LC (Lulusan Covid-19).
DA, guru honorer di Kota Yogyakarta
Donasi
Sumber: