Program Studi Bioteknologi Universitas `Aisyiyah yogyakarta memberi pembekalan melalui webinar terkait kesiapan sekolah dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dan media pembelajaran yang efektif, Rabu (8/7).
Kesiapan sekolah ini berkaitan dengan masa new normal yang saat ini tengah digalakkan pemerintah, guna menjalankan kembali aktivitas di sektor- sektor tertentu, khususnya pendidikan.
Webinar kali ini mengambil tema “New Normal Sains Course on High School: Persiapan Sekolah dan Media Pembelajaran Sains Masa New Normal”. Bersamaan dengan hal tersebut webinar ini mengajak para peserta seperti guru dan siswa yang diselenggarakan melalui aplikasi Zoom Video Conference.
Menghadirkan narasumber- narasumber kompeten pada bidangnya, dengan mengambil sub-tema Persiapan Sekolah di Masa New Normal, Komunikasi Pembelajaran Guru dan Siswa, serta Alternatif Media Pembelajaran Sains Online. Pengisi sub-tema tersebut meliputi dr. Corona Rintawan, Sp.EM selaku Stafsus BNPB, Ade Putranto P.W.T., S.I.Kom., M.A sebagai dosen Prodi Komunikasi Unisa Yogya dan Fuad Gandhi Torizal, D.D.S., F.A.C.S., M.Biotech., Ph.D sebagai dosen Bioteknologi Unisa Yogya.
Materi pertama dibawakan oleh dr. Corona yang membahas tentang persiapan sekolah di masa new normal. Corona yang juga merupakan bagian dari Muhammadiyah Covid-19 Command Center ini memberikan informasi-informasi terkait Covid-19, mulai dari kenyataan bahwa virus corona itu ada, pencegahannya, penularannya, hingga penanganan pemerintah saat ini terhadap penyakit tersebut.
“Kita harus paham bahwa virus itu (Covid-19) ada dan bukan konspirasi,” tegas Corona terkait simpang siur eksistensi Covid-19 di masyarakat.
Corona juga memberikan informasi terkait protokol- protokol kesehatan di area institusi pendidikan. Protokol ini memiliki 15 poin yang mengatur tentang kesiapan serta upaya preventif sekolah dalam melaksanakan kembali aktivitasnya. Salah satu poin penting dalam protokol tersebut adalah poin 2 yang menerangkan bahwa pengembalian aktivitas sekolah harus kembali ditinjau berdasarkan warna zona daerah di sekolah tersebut. Menurut Corona, poin- poin ini penting untuk mencegah terjadinya klaster penyebaran baru, yaitu di sekolah.
“Orang tua harus memastikan anaknya berangkat dengan aman dan pulang dengan aman, jangan sampai berangkat aman namun pulang tertular, harus diperhatikan dengan benar guna menghindari klaster di sekolah,” Ujar Corona.
Ade Dalam materinya membahas tentang keterkaitan aktivitas sekolah di masa pandemi, penggunaan media pembelajarannya dan yang paling penting komunikasi antara guru dan siswanya. Ade menyampaikan poin- poin dari segi komunikasi pembelajaran meliputi pola komunikasi pembelajaran, model dan teori komunikasi pembelajaran, meningkatkan efektifitas pembelajaran daring, dan solusi pembelajaran daring yang efektif yang disebut dengan blended learning.
“Menjadi hal yang penting di masa new reality seperti sekarang tentang bagaimana cara kita menyampaikan pesan, terutama pesan pembelajaran kepada siswa,” ujar Ade.
Menurut Ade, komunikasi pembelajaran saat ini sangatlah tidak efektif mengingat pola komunikasi yang terjadi pada pembelajaran daring bersifat one-way communication atau komunikasi satu arah guru ke siswa. Oleh karena itu, dibutuhkan kemampuan guru dalam melakukan inovasi pembelajaran daring, salah satunya adalah blended learning.
“Pembelajaran masa new reality ini adalah kita sebagai guru harus lebih aktif mendengarkan dan memaksimalkan media online yang ada, agar nantinya tercipta blended learning.” Ujar Ade terkait solusi permasalahan pola pembelajaran daring.
Pembahasan ketiga yang menjadi pembahasan terakhir disampaikan oleh Fuad Gandhi yang membahas tentang alternatif media pembelajaran online, khususnya dalam bidang sains. Fuad membahas sub-tema meliputi e-learning yang popular saat ini, karakteristik pembelajaran daring, jenis-jenis e-learning, kerugian pembelajaran sains online, dan pengenalan website pembelajaran daring seperti Khan Academy, Bioman, ataupun Go Go Stem Cells by Utah University.
“Pada bidang sains, kerugian yang utama adalah kesulitan-kesulitan untuk mengajarkan topik-topik yang mewajibkan siswanya untuk meningkatkan kemampuan kinestetik-motorik yang membutuhkan gerakan,” ujar Fuad.
Fuad yang pernah mengenyam pendidikan S3 di Universitas Tokyo, sangat paham bahwa terdapat banyak hambatan dan kendala dalam pembelajaran daring. Hal ini juga yang menjadi perhatian Fuad bahwa penting bagi pengajar untuk memanfaatkan media-media daring, salah satunya Youtube, menjadi media pembelajaran yang efektif. Menurut Fuad, aplikasi Youtube dinilai mampu menyetarakan kebutuhan belajar siswa terkait audio dan visual.
“Yang kita perlu sadari pada fenomena saat ini adalah beberapa media atau channel memang belum populer terkait media pembelajaran, melalui tren e-learning ini tentu akan meningkatkan ketertarikan masyarakat untuk menggunakan Youtube sebagai media pembelajaran.” Ujar Fuad.