Ibadah Ramadhan di tengah merebak virus Corona memang penuh dengan tantangan. Namun demikian, jangan sampai hal tersebut mengurangi esensi atau kualitas dari Ramadan itu sendiri. Jadikan tahun ini, dengan Ramadan kita yang berbeda sebagai momentum terbaik untuk hijrah menjadi hamba yang lebih baik lagi. Sehingga kita bisa mencapai derajat takwa. Baca https://update.unisayogya.ac.id/covid19/tahun-ini,-ramadan-kita-berbeda/
Oleh: Dr. M Nurdin Zuhdi, S.Th.I., M.S.I. – Dosen UNISA Yogyakarta
Tahun ini Ramadan kita berbeda dari Ramadan-Ramadan sebelumnya. Umat Islam di seluruh dunia, khususnya di Indonesia harus menjalani puasa Ramadan yang tidak biasa. Hal tersebut disebabkan oleh merebaknya Covid-19 atau yang dikenal dengan virus Corona.
Tahun Ini, Ramadan Kita Berbeda
Setidaknya ada dua bebedaan mendasar yang akan diraskan oleh umat Islam pada Ramadhan tahun ini. Pertama, salat jamaah tarawih dan tadarus Alqur’an di masjid ditiadakan; dan kedua, kebiasaan ngabuburit atau jalan-jalan sore mencari menu buka puasa yang hilang atau berkurang. Setidaknya dua hal tersebut adalah ciri khas Ramadan di Indonesia.
Namun demikian, ketika shalat jamaah dan tadarus Alqur’an di masjid ditiadakan, bukan berarti tidak ada jamaah shalat dan tadarus Alqur’an. Jamaah shalat dan tadarus Alqur’an harus tetap ditegakkan di dalam rumah sebagai pengganti masjid.
Laki-laki yang tidak biasa menjadi imam salat, tahun ini harus siap menjadi imam salat di rumah untuk anggota keluarganya. Mungkin jadwal kultum Ramadan juga bisa tetap berjalan yang diisi secara bergatian oleh anggota keluarganya. Sehingga Ramadan tahun ini bisa menjadi ajang latihan berdakwah untuk setiap umat Islam.
Walaupun tahun ini Ramadan kita sangat berbeda dengan Ramadan-Ramadan sebelumnya, namun yang perlu dicatat adalah, esensi atau kualitas ibadah Ramadhan tahun ini tidak boleh berkurang sedikitpun. Bila perlu menjadi lebih berkualitas lagi.
Sehingga saya kira ungkapan Abdul Aziz bin Abi Ruwad tepat sebagai motivasi untuk meningkatkan kualitas Ramadhan kita tahun ini. Beliau berpesan:“Barangsiapa yang hari ini lebih baik daripada hari kemarin maka dia termasuk orang yang beruntung. Barangsiapa yang hari ini sama dengan hari kemarin maka dia adalah orang yang merugi. Barangsiapa yang hari ini lebih buruk daripada hari kemarin maka dia adalah orang yang terlaknat.”
Kita melihat bahwa tantangan umat Islam dalam meningkat kadar ketakwaan di bulan suci Ramadan tahun ini lebih besar dari pada Ramadan-Ramadan sebelumnya. Namun demikian, jangan sampai merebaknya virus Corona ini menyurutkan semangat kita dalam meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan kita.
Selengkapnya: https://ibtimes.id/tahun-ini-ramadan-kita-berbeda/