Update Covid-19

Peran Pelaku Usaha pada Penanganan Virus Corona Melalui CSR

Oleh: Seto Satriyo Bayu Aji, S.E, M.Ak, Akt, CA – Dosen Program Studi Akuntansi S1 UNISA Yogyakarta

Masifnya penyebaran virus Corona (Covid-19) saat ini sangat meresahkan masyarakat, tidak terkecuali masyarakat Indonesia. Dalam menghadapi virus Corona ini dibutuhkan kerjasama yang baik antara seluruh elemen yang ada di Indonesia. Seluruh elemen masyarakat diharapkan dapat saling bahu membahu menghadapi permasalahan ini. Masyarakat umum, pemerintah dan pelaku usaha di Indonesia harus bersatu padu. Para pelaku usaha yang ada di Indonesia diharapkan juga dapat memberikan kontribusi dalam penanganan virus Corona ini. Kontribusi para pelaku usaha tersebut sebaiknya adalah dengan melakukan pemberian bantuan – bantuan langsung kepada masyarakat. Pelaku usaha dapat melakukan bantuan melalui berbagai aktivitas dengan menggunakan dana Corporate Social Responsibility (CSR) yang dimiliki.

CSR adalah suatu bentuk tanggungjawab sosial pelaku usaha terhadap masyarakat, oleh karena itu sudah sepatutnya pelaku usaha turut serta membantu mengatasi permasalahan sosial yang ada. Aktivitas CSR tersebut dapat dilaksanakan dengan bentuk pemberian dana bantuan, kampanye kesehatan ataupun bantuan dalam bentuk produk yang dibutuhkan oleh masyarakat. Saat ini, pihak yang sangat membutuhkan bantuan adalah masyarakat umum dan tenaga medis seacara khususnya. Pemberian masker, handsanitizer , produk kesehatan dan kebutuhan pokok kepada masyarakat serta alat pelindung diri (APD) kepada tenaga medis menjadi kebutuhan yang sangat krusial untuk saat ini.

COVID-19 : Mengenal sebelum Melawan

Oleh: Arif Bimantara, S.Pi., M.Biotech. – Dosen Program Studi Bioteknologi S1 UNISA Yogyakarta

Bak bermain sepakbola, strategi disusun setelah mengenal lawan yang akan dihadapi. Begitupula dalam menghadapi pandemi COVID-19 saat ini. Kita perlu mengenal penyebabnya sebelum melawan dengan tepat. COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Severe Accute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS Cov-2) yang termasuk ke dalam keluarga coronavirus. Partikel virus ini berukuran nano, bermateri genetik asam ribonukleat untai tunggal (single stranded RNA) dengan pelindung lapisan lemak (phospolipid bilayer). Virus ini menyebar melalui droplets atau butiran air berukuran kecil yang keluar dari mulut atau hidung ketika bersin, batuk, berbicara dan bernafas. Karena tingkat penularannya yang sangat tinggi, pemerintah telah mengeluarkan himbauan untuk berusaha menghentikan rantai penyebaran virus ini.

Tidak semua orang yang terserang virus ini menunjukkan gejala sakit, terutama orang yang kekebalan tubuhnya baik. Pemerintah telah memberikan himbauan untuk membatasi mobilitas dan menjaga jarak bagi orang yang sehat. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari tersebarnya droplets yang berasal dari orang yang nampak sehat tetapi sebenarnya membawa virus. Pengendalian dan pemetaan penyebaran COVID-19 juga akan lebih mudah jika pergerakan masyarakat diminimalisir.

Kehamilan ditengah pandemi Covid-19

Oleh: Endang Koni Suryaningsih, S.ST., MSc. Nurse-Mid. – Dosen Program Studi Kebidanan Diploma III UNISA Yogyakarta

Pada kondisi pandemi virus Corona (Covid-19) saat ini, memberikan dampak kecemasan terhadap seorang ibu disaat dirinya dinyatakan hamil. Padahal sejatinya, kehamilan merupakan momen yang sangat ditunggu oleh para pasangan. Hingga saat ini, para ahli sedang mendalami dan mempelajari pengaruh infeksi Covid-19 pada ibu hamil terhadap janin. Bahkan, menurut American College of Obstetricians dan Gynaecologist, sejauh ini, data tidak menunjukkan bahwa wanita hamil memiliki resiko lebih tinggi terkena virus Covid-19 dibandingkan kelompok lain. Namun dengan adanya perubahan sistem imun yang terjadi selama kehamilan, dapat membuat ibu hamil menjadi lebih rentan terkena infeksi dan lebih beresiko mengalami gejala penyakit berat dan fatal. Infeksi covid-19 dapat menyebabkan demam tinggi pada penderitanya, akibatnya jika menyerang pada ibu hamil trimester pertama, dapat meningkatkan resiko terjadinya cacat lahir pada anak . Selain itu, yang perlu digaris bawahi adalah, Covid-19 ini berasal dari golongan virus yang sama dengan penyebab Severe Acute Respiratory Syndromes (SARS) dan Middle-East Respiratory Syndrome (MERS). Berdasarkan kejadian lalu, ibu hamil yang terserang SARS dana tau MERS beresiko tinggi mengalmai keguguran atau melahirkan bayi premature. Kejadian ini berlaku demikian pada ibu hamil dengan Covid-19, namun laporan kejadiannya masih sedikit. Sejauh fakta empris, penularan Covid-19 dapat terjadi melalui percikan air liur pada saat si pembawa virus batuk, bersin atau bahkan berbicara. Hingga saat ini, belum ada data yang jelas mengenai penularan covid-19 dari ibu ke janin selama masa kehamilan atau pada saat melahirkan. Namun, berdasarkan kasus yang baru-baru ini terjadi, bayi yang baru lahir dari ibu dengan Covid-19 tidak terbukti ikut positif terjangkit virus ini.

SE Menag Panduan Ibadah Ramadan dan Idul Fitri 1 Syawal 1441 H di Tengah Pandemi Wabah Covid-19

Download (PDF, 459KB)

Semua panduan tersebut dapat diabaikan bila pada saatnya telah diterbitkannya pernyataan resmi Pemerintah Pusat, untuk seluruh wilayah negeri, atau Pemerintah Daerah untuk daerahnya masing-masing, yang menyatakan keadaan telah aman dari Covid-19

Prodi Ilmu Komunikasi UNISA YOGYAKARTA Rilis Buku Krisis Komunikasi dalam Pandemi Covid-19

Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas ’Aisyiyah Yogyakarta merilis buku berjudul Krisis Komunikasi dalam Pandemi Covid-19 (6/4). Buku setebal 288 halaman ini berisi kajian tentang persoalan pandemi Covid-19 dalam perspektif Ilmu Komunikasi. Sebanyak empat puluh empat penulis terlibat dalam kolaborasi penerbitan buku yang dieditori Dr. Fajar Junaedi ini.

“Keterlibatan kami dalam penerbitan buku ini menjadi bentuk kontribusi keilmuan prodi Ilmu Komunikasi menghadapi pandemi Covid-19,” ujar kaprodi Ilmu Komunikasi Universitas’Aisyiyah Wuri Rahmawati, M.Sc.

Buku ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian pertama, mengeksplorasi tentang perlunya aktualisasi komunikasi, baik secara teori, riset dan praktek, dalam menghadapi pandemi.

PP No 21 Tahun 2020 tentang PSSB Dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid-19

Guna mencegah kemungkinan penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), pemerintah melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar. Apa itu dan bagaimana teknisnya? Buka
https://update.unisayogya.ac.id/covid19/pp-no-21-tahun-2020-tentang-pssb-dalam-rangka-percepatan-penanganan-covid-19/
dan
https://update.unisayogya.ac.id/covid19/pmk-no-9-tahun-2020-pedoman-psbb-dalam-rangka-percepatan-penanganan-covid-19/

Download (PDF, 395KB)

Pasal 1

Dalam Peraturan Pemerintah ini, yang dimaksud dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar adalah pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).

Haedar Imbau Masyarakat Tidak Mudik di Tengah Wabah Corona

MUHAMMADIYAH.ID, YOGYAKARTA–  Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan bahwa mudik dalam keadaan normal dan yang menjadi tradisi bangsa Indonesia adalah sesuatu yang sangat positif. Lewat mudik dijalin silaturahim, merekat kekeluargaan dan kekerabatan serta merawat hubungan sosial dengan lingkungan setempat.   

Tetapi ketika kita saat ini sedang berada dalam suasana musibah besar yakni wabah Covid-19, maka mudik perlu menjadi pertimbangan untuk tidak dilakukan.  

“Kegiatan-kegiatan keagamaan saja dibatasi sedemikan rupa sesuai dengan hukum syariat, maka mudik tentu saja sebagai kegiatan sosial dapat dihentikan atau tidak dilaksanakan,” jelas Haedar pada Ahad (5/4).  

Layanan Konsultasi Agama saat Pandemic Covid-19

Membutuhkan layanan Konsultasi Agama saat Pandemic Covid19? Terbuka untuk umum dan gratis. Buka https://bit.ly/KonsultasiAgamaMCCC

Prosedur